Monday, July 27, 2009

Peminat Wisata Domestik Masih Rendah

Meski tujuan wisata keluar negeri tetap semarak oleh peserta tur, tak demikian dengan tujuan wisata di dalam negeri. Sebagian pelaku bisnis menduga itu disebabkan oleh promosi wisata domestik yang belum tergarap secara maksimal.

Minat wisatawan domestik untuk melihat kekayaan wisata di negeri sendiri juga masih sangat kurang. "Jadi jangan heran, program wisata antarpulau yang kami adakan saat ini lebih banyak didominasi turis asing," papar Anita Hartono, Humas dan Retail Business Panorama Tours.

Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Firmansyah Rahim mengakui bahwa lokasi wisata di dalam negeri tak berkembang. "Ketergantungan industri wisata pada destinasi tertentu seperti ke Bali sangat besar. Akibatnya pengelolaan destinasi di Kawasan Timur Indonesia jauh tertinggal," terangnya.

Menurut Firmansyah, selain lemah dalam pengelolaan tujuan wisata, "Rendahnya sinergi pembangunan antara pemerintah daerah dan swasta juga jadi kendala," tutur dia.

Para pelaku bisnis wisata pun melontarkan beragam saran. Anita bilang, pemerintah perlu merangkul pengusaha wisata yang mampu bekerja secara profesional dalam menggarap sektor pariwisata. "Berilah insentif bagi para pengusaha agar lebih giat menggarap lokasi-lokasi wisata di dalam negeri," saran dia.

Strategi semacam itu sudah ditempuh oleh berbagai negara, seperti Singapura dan Malaysia. "Makanya promosi wisata mereka mampu menarik banyak turis," cetus Anita. Padahal secara kualitas, potensi lokasi wisata di Indonesia jauh lebih unggul dibanding kedua negara tersebut.

Anita melihat tak adanya ketiadaan sinergi antara promosi wisata dalam negeri yang diadakan pemerintah dengan para pelaku bisnis membuat pebisnis tak serius menggarap potensi lokal. "Lebih baik menggarap pasar luar negeri yang jelas-jelas lebih menguntungkan," cetusnya.

Jika tujuan wisata domestik tergarap serius, Indonesia bisa menggenggam devisa gede. Tahun lalu industri pariwisata Indonesia menyumbang devisa US$ 7,3 miliar.

Nadia Citra Surya KONTAN

Wisatawan Domestik

Direktur Jenderal Pemasaran, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar), Sapta Nirwandar, mengungkapkan di Jakarta, Selasa (16/6), sektor pariwisata akan bertumbuh makin positif pada tengah tahun 2009, atau periode Juli-Agustus. Tentu saja, pertumbuhan sektor pariwisata hanya bisa tercapai dengan kerja sama semua pihak.

Kenyataan yang bertolak belakang dengan perkembangan sektor pariwisata secara internasional. Saat ini, sektor pariwisata dunia justru tumbuh minus. Meskipun begitu, paling tidak 10 juta orang tiap hari yang melakukan kegiatan pelancongan. Jumlah yang sangat besar untuk digarap.

Itu sebabnya, debudpar bertekad terus melakukan promosi, baik di dalam maupun di luar negeri. Hingga kuartal pertama 2009, Indonesia dikunjungi sedikitnya 1,893 juta wisatawan mancanegara (wisman). Berarti, angka kunjungan tumbuh sebesar 1,53 persen ketimbang periode yang sama tahun 2008.

Pertumbuhan wisman itu menunjukkan industri pariwisata Indonesia tak terpengaruh terlalu parah akibat krisis ekonomi global. Padahal, industri pariwisata di sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Jepang, pada periode yang sama, justru mengalami pertumbuhan negatif.

Kenyataan yang menggembirakan itu, jangan membuat komponen industrri pariwisata berlapang dada. Kegiatan pelancongan bukan hanya aktivitas wisatawan mancanegara, melainkan juga wisatawan domestik atau wisatawan nusantara. Bahkan, pertumbuhan wisatawan domestik akan makin tinggi pula, sejalan dengan peningkatan rata-rata pendapatan masyarakat.

Tahun 2004, misalnya, terdapat 103 juta wisatawan nusantara yang mengunjungi berbagai objek wisata di dalam negeri. Kegiatan pelancongan wisatawan nusantara di akhir tahun 2009 akan menembus angka 218 juta orang, dengan jumlah perjalanan wisata lebih dari 300 juta trips.

Angka-angka itu memberikan harapan terhadap peningkatan di bidang investasi, penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan kontribusi kegiatan pariwisata terhadap pendapatan masyarakat dan pemerintah. Dengan kata lain, sektor pariwisata menjadi tumpuan dalam meningkatkan penghasilan devisa negara.

Objek wisata berupa peninggalan sejarah masa lalu, aneka ragam budaya yang memikat, serta panorama lingkungan yang menawan, dan tersebar di berbagai daerah, merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestik. Apalagi pemerintah sudah mencanangkan, pariwisata harus menjadi andalan pembangunan Indonesia.

Dengan begitu, gerakan ekonomi pasar wisata domestik dan kunjungan wisatawan bisa mendatangkan manfaat optimal. Pada Visit Indonesia Year 2009, ditargetkan kunjungan 6,5 juta wisman dan 226 juta pergerakan wisatawan domestik. Jumlah yang bisa memberikan pemasukan tak sedikit, baik bagi pemerintah maupun komponen pariwisata, termasuk usaha mikro kecil dan menengah
tribun timur

faporit wisatawan domestik

Bali menjadi tempat tujuan paket tur wisata paling favorit wisatawan domestik yang akan menghabiskan waktu paket travel liburannya di akhir tahun, baik yang berangkat sendiri maupun melalui biro tur travel. Bahkan, karena banyaknya wisatawan domestik yang akan berangkat ke Bali, biro travel pulau sampai mencarter pesawat khusus tur pulau. Biro Perjalanan Panorama, misalnya, mencarter tujuh pesawat Mandala untuk tujuan Bali dan paket Pulau Seribu yang berangkat menjelang akhir tahun. Kebijakan mencarter pesawat travel Pulau Seribu ini dilakukan, untuk mengangkut wisatawan Pulau Seribu dan Pulau Ayer yang jumlahnya membeludak sampai 2.000 orang dibandingkan tahun lalu yang cuma 1.000 orang. "Kami tidak mau mengecewakan wisatawan Pulau Seribu dan Pulau Ayer yang akan menghabiskan paket tur liburan akhir tahun di Bali. Karena itu kebijakan mencarter pesawat paket travel terpaksa dilakukan," kata Mardiana, dari Bagian Pemasaran Panorama Tours.

Sementara itu di biro
tur travel wisata lainnya, jumlah wisatawan domestic tur pulau yang berangkat ke Bali dan paket Pulau Seribu meningkat 20-50 persen dibandingkan tahun lalu. Menurut Head of Sales and Marketing Anta Tour, Andreas Julianto, jumlah wisatawan travel pulau yang akan berangkat ke Bali dan travel Pulau Seribu menggunakan jasa Anta Tour mencapai 500 orang atau meningkat 20 persen dibandingkan tahun lalu.

Hal yang sama terjadi di biro perjalanan wisata Panen Tour. Sekitar 400 orang memilih berwisata ke Bali untuk akhir ta-hun ini. Enam puluh persen diantaranya memilih berangkat melalui paket wisata yang telah disediakan. Sisanya hanya memilih jasa pemesanan tiket dan hotel.
Menurut Reinhard, bagian tour dalam negeri Panen Tour, paket wisata lebih diminati karena wisatawan tidak perlu repot. Semua kebutuhan wisatawan mulai dari akomodasi, transportasi, dan konsumsi disediakan biro perjalanan serta susunan acara di Bali terprogram dengan jelas.

Sementara itu menurut Maya, supervisor Bayu Buana cabang Mal Taman Anggrek, wisatawan yang memilih paket tour domestik berjumlah 120 orang, dengan tujuan hampir seluruhnya ke Bali. Sedangkan, wisatawan yang memilih paket tour luar negeri lebih sedikit, cuma 50 orang.

www2.kompas.com